Jumat, 08 Mei 2009

LAPORAN PENDAHULUAN POST NATAL CARE

POST PARTUM NORMAL
I. DEFINISI

• Post partum adalah masa setelah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali kandungan, lamanya sekitar 6 minggu (FK.UNPAD, 2000)
• Post partum adalah masa dimana tubuh menyesuaikan diri baik fisik, psikologis terhadap proses melahirkan dimulai 1 jam setelah persalinan sampai tubuh menyesuaikan secara sempurna dan mendekati keadaan semula.

II. PERUBAHAN DAN ADAPTASI PADA MASA POST PARTUM

1. Adaptasi Fisiologis
• Suhu
Setelah persalinan dalam 24 jam pertama umumnya kurang dari 380C, bila setelah hari pertama suhu meningkat lebih dari 380C selama 2 hari berturut-turut dalam sepuluh hari pertama post partum perlu dicurigai adanya sepsis endometritis, mastitis, purpunalis risk, atau infeksi lainnya
• System Kardiovaskuler
 Tekanan Darah
Umumnya stabil terjadi penurunan tekanan sistolik 20 mmHg atau lebih pada saat klien berubah posisi dari terlentang ke posisi duduk. Hal ini menggambarkan hipotensi ortostatik dan merupakan gangguan sementara pada kompensasi kardiovaskuler terhadap penurunan tekanan vaskuler pada panggul. Kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg atau diastolic 15 mmHg terutama bila disertai sakit kepala atau perubahan penglihatan dapat dicurigai adanya Preeklamsia post partum.
 Nadi
Mungkin terjadi bradikardi, sekitar 50-70 x / menit dan kembali pada keadaan normal selama 1 jam.
 Suhu
Dapat meningkat pada keletihan dan dehidrasi atau pada hari ke 2-3 bila terjadi pembengkakan payudara biasanya kenaikan suhu tidak akan lebih dari 24 jam.
• Komponen Darah
Hemoglobin, hemotokrit dan eritrosit mendekati keadaan sebelum terjadi hemokonsentrasi karena diuresis limfosit menurun, leukosit darah dari 15.000 – 30.000 mekanisme pembengkakan darah akan aktif pada periode immediate post partum beberapa saat setelah melahirkan sehingga meningkatkan tromboemboli.
• Kandung kemih
Selama proses melahirkan kandung kemih mendapatkan trauma yang dapat mengakibatkan oedema atau kehilangan sensitivitas terhadap cairan. Perubahan ini dapat menyebabkan tekanan yang berlebihan atau pengosongan yang tidak sempurna dari kandung kemih, kebanyakan klien dapat berkemih spontan dalam 8 jam post partum.
• Sistem Endokrin
Estrogen, Progesteron menurun dengan cepat, prolaktin meningkat dengan adanya proses menyusui, produksi ASI dimulai sekitar 3 hari post partum oleh sel, pada alveoli atas pengaruh prolaktin. Isapan bayi merangsang kontraksi myoepitel karena skeresi oksitosin, sehingga ASI keluar, pada klien biasanya menstruasi terjadi pada minggu ke 36.

• Sistem Muskuloskeletal
Otot-otot abdomen teregang selama hamil menyebabkan kehilangan kekenyalan otot-otot setelah otot menurun selama post partum terutama dinding otot abdominalis sering lembek dan kendur, keadaan kendur akan kembali ke keadaan semula ± 6 minggu setelah post partum.
• Organ Reproduksi
 Involusi Uteri
Terjasi segera setelah melahirkan dan berlangsung cepat, tingkatan involusi 1-2 jam post partum posisi fundus uteri berada pada pertengahan pusat simpisis, berat uterus 1000 gr. 3 hari post partum posisi fundus uteri 3 cm dibawah pusat, terus menurun 1 cm / hari dengan lochea serosa setelah 9 hari tidak turun dibawah simpisis dengan berat 500 gr. Lochea alba 5-6 minggu sedikit lebih banyak dari nulipara.
• Lochea
Adalah pengeluaran uterus pervaginan saat melahirkan terdiri atas sel-sel tua dan bakteri lochea, pertama kemerahan dan mungkin mengandung bekuan, jumlah dan karakternya berubah dari hari ke hari. Pada awalnya jumlah lochea sangat banyak kemudian sedang dan biasanya berhenti dalam 2 minggu. Warna dibedakan atas rubra untuk darah segar, serosa untuk serum kecoklatan dan alba untuk kuning keputihan. Normalnya lochea memiliki bau apek, bau amis, dan bau busuk menandakan terjadinya infeksi. Periode menstruasi biasanya mulai kembali sekitar 6-8 minggu setelah melahirkan bila pasien tidak menyususi 3 bulan setelah melahirkan.



Karakteristik Lochea
Nama Batas waktu sejak melahirkan Pengeluaran normal

Rubra





Serosa


Alba
Hari 1 – 3





Hari 4 – 9


Hari ke 10
Darah Beserta Bekuan, sedikit berbau, pengeluaran sedikit meningkat waktu menyususi

Pink atau Kecoklatan sedikit berbau amis

Kuning keputihan, sedikit berbau amis


• Involusio (tempat menempelnya Plasenta)
Diameter area plasenta 8-9 cm. Perdarahan dapat berhenti karena tekanan pada jaringan oleh kontraksi otot-otot uterus, jaringan akan mengalami sekrose dan lepas dalam waktu sekitar 6 minggu setelah melahirkan, Kegagalan, kelambatan penyembuhan tempat menempelnya plasenta disebut “subinvoluse lempak”. Menempelnya plasenta dapat menyebabkan lochea terus-menerus, perdarahan pervaginam tanpa nyeri.

• Perubahan pada Vagina
Kongesti pada dinding vagina menciut dalam beberapa hari, rogea vagina kembali dalam 3 minggu, labia minora dan labia mayora meregang dan tidak licin
• Fundus
- 1-2 jam post partum antara pusat dan simpisis, berat 1000 mg
- 12 jam post partum 1 cm dibawah pusat
- 3 hari post partum 3 cm dibawah pusat terus turun 1 cm/hari
- 0 hari post partum tidak teraba dibawah simpisis, berat 500mg
- 5-10 minggu post partum sedikit lebih besardari nulipara

1. Adaptasi Psikologis
• Fase Honey moon
Merupakan fase setelah anak lahir dimana terjadi intimasi dan kontak langsung antara ibu dan anak, hal tersebut dikatakan sebagai psikis. Honey moon tidak memerlukan hal-hal romantis secara biologis masing-masing memperhatikan anaknya dan menciptakan hal-hal yang baru (Rubin, 1971)

• Fase Taking in
Perhatika klien terutama terhadap kebutuhan dirinya, mungkin pasif dan tergantung. 1-2 hari klien tidak meningkatkan kontak dengan bayinya tetapi tidak berarti tidak memperhatikannya, Dalam hal ini klien membutuhkan atau memerlukan informasi tentang bayinya, bukan cara merawat bayi, klien mengenang pengalaman melahirkan yang dialaminya, untuk pemulihan diperlukan tidur dan makan cukup

• Fase Taking Hold
Klien berusaha mandiri dan berinisiatif. Perhatian klien lebih banyak kepada kemampuan mengatasi fungsi tubuhnya misalnya BAK, BAB, melakukan berbagai aktifitas duduk, jalan dan keinginan untuk belajar tentang perawatan diri sendiri dan bayinya, timbul rasa kurang percaya diri sehingga mudah mengatakan “tidak mau” fase ini berlangsung sekitar 10 hari

• Fase Lating Go
Klien merasa bayinya tidak terpisah darinya, mendapat peran dan tanggung jawab, terjadinya peningkatan kemandirian dalam perawatan diri sendiri dan bayinya

• Fase Post Partum Blues
Pada masa post partum klien kadang-kadang mengalami kekecewaan yang berkaitan dengan mudah tersinggung dan terluka sehingga nafsu makan dan tidur terganggu. Hal ini disebabkan karena perubahan hormonal dan peran transisi. Hal yang berhubungan dengan post partum blues adalah rasa tidak nyaman, kelelahan, kehabisan tenaga

III. KLASIFIKASI POST PARTUM
1. Periode immediet atau post partum atau kalla IV berlangsung dalam 1 jam pertama
2. Periode early post partum berlangsung selama minggu ke 2 sampai ke 6, pada periode immediet dan early post partum dipertimbangkan sebagai periode yang lebih berbahaya, dimana bahaya utama pada klien adalah pompa hemoragik dan syok hipovolemi. Selanjutnya perubahan lain secara bertahap terjadi pada periode late post partum






IV. PENGKAJIAN
1. hgchgvu
- Biodata klien
- Riwayat kehamilan sekarang dan sebelumnya yang berhubungan dengan ANC
- Riwayat persalinan yang lalu, spontan, induksi, persalinan lama, BBLR
- Riwayat persalinan yang menyangkut perdarahan, hipertensi akibat kehamilan
- Riwayat penyakit yang diderita system pernafasan, cordis, Diabetes mellitus
- Riwayat kesehatan keluarga hipertensi dan diabetes mellitus
- Riwayat post partum sekarang
- Masa post partum inmediet (1 jam pertama), early (minggu pertama), lain (minggu ke 2 sampai ke 6)
- Kelkuhan : perdarahan, hipertensi, infeksi, after pain
- Adaptasi psikologis fase taking in, yaking hold, letting go
- Konsep diri (gambaran diri) post partum blues
- Status emosional: depresi, interaksi dengan keluarga dan perawat
- Reaksi sibling keluarga
- Tingkat pengetahuan ibu dan keluarga

2. Pemeriksaan persistem
• Sistem Kardiovaskuler
Kaji ada tidaknya hipotensi ortostatik, keringat banyak, hemokonsentrasi Hb, Ht dan eritrosit kembali normal


• Sistem Endokrin
Peningkatan hormone prolaktin dan oksitosin. Penurunan kadar hormone estrogen dan progesterone
• Sistem Perkemihan
Pengosongan kandung kemih tidak sempurna, ada tidaknya diuresis, hematuri
• Sistem pencernaan
Kaji adanya penurunan modilitas usus, frekuensi defekasi
• Sistem Muskuloskeletal
Kaji peregangan dinding perut pada muskulus ractus abdominalis
• Sistem Reproduksi
- Payudara : Penampilan payudara, luka, pembengkakan, laktasi, kebersihan punting, susu lecet dan punting susu
- Genital : Perineum ada atau tidaknya lochea, hemoroid
3. Pemeriksaan fisik
• Penampilan umum
Observasi klien dari kepala sampai tumit, (warna kulit. Kehangatan kulit, status respirasi), kaji respon klien (tingkat kesadaran, pusing, hipotensi)
• Rambut : inspeksi warna dan kebersihan kulit
• Mata : inspeksi konjungtiva dan sklera
• Telinga : inspeksi letak dan bentuknya
• Hidung : inspeksi bentuk dan ada tidaknya sekret
• Mulut dan gigi : inspeksi mukosa
• Leher : inspeksi ada tidaknya peningkatan JVP
• Dada : inspeksi gerakan dada, simetris atau tidak
• Payudara : kaji kondisi payudara
• Abdomen : inspeksi adanya peregangan otot abdomen, stric
V. ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
Ds :
- klien mengatakan mules

Do :
- Kontraksi uterus lemah
- Lochea : warna merah tua atau pink, berisi cairan da sedikit gumpalan darah, jumlah ± 50 cc
- Adanya luka laserasi jalan lahir dan luka episiotomi Persalinan



Kontraksi uterus lemah


Vasodilatasi pembuluh darah


Resiko Perdarahan Resiko Tinggi Perdarahan
Ds :
Do :
- Post partum
- Terdapat inserasi atau robekan pada jalan lahir
- Terdapat luka episiotomi pada perineum
- Blas penuh
- Terdapat perdarahan pervaginam
- TFU 1 jari dibawah pusat
Post partum


Perubahan pada sisitem tubuh


Adaptasi fisiologis


Sistem genitalia dan kandung kemih mengalami perubahan fungsi


Kontraksi uterus


Involusio Kontraksi Pengeluaran
Uteri lemah lochea


Uterus vasodilatasi peningkatan
Mengecil pembuluh cairan ekstra
TFU turun darah sel 50%
Sesuai hari
Persalinan
Perdarahan Bladder
penuh


terjadi penekanan
pd kandung kemih


perubahan fungsi
urogenital Perubahan Fungsi Urogenital
Ds :
- Klien mengatakan nyeri pada daerah perineum dan jalan lahir

Do :
- Terdapat luka episiotomidan laserasi jalan lahir
- Luka masih basah
- Nyeri tekan (+)
- Oedema (-)
- Kemerahan pada luka episiotomi (-) Post partum


Luka pada jalan lahir dan episiotomi


Terputusnya kontinuitas jaringan


Merangsang neurotransmitter melepaskan mediator kimia (bradikinan, serotonin, histamine)


Dihantarkan ke thalamus dan korteks serebri


Persepsi nyeri


Nyeri
Gangguan Rasa Nyaman : Nyeri
Ds :
Do :
- Terdapat luka episiotomi dan laserasi jalan lahir
- TD : 120/80mmHg
- N : 80 x/menit
- S : 37 0C
- Lochea : warna merah tua atau pink, berbau amis, jumlah ±150 cc
Laserasi jalan lahir


Terputusnya kontinuitas jaringan


Pintu gerbang masuk mikroorganisme


Area yang baik pertumbuhan mikroorganisme adanya lochea


Resiko infeksi
Resiko Tinggi Infeksi
Ds :
- Klien mengatakan belum pernah melakukan perawatan payudara
- Klien menanyakan tentang perawatan luka epis di rumah
- Klien menanyakan tentang perawatan bayi

Do :
- P1, A0
- ASI belum keluar
- Aerola mamae kotor
- Tidak ada sumber informasi
- Klien belum pernah melakukan vulva hygiene
Proses persalinan (P1 A 0)


Kurang informasi tentang perubahan fisiologis, periode pemulihan, perawatan diri dan bayi


Persepsi tentang proses pemulihan dan perawatan diri tidak jelas


Deficit pengetahuan Defisit Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Post Partum

VI. PRIORITAS MASALAH
1. Resiko tinggi perdarahan berhubungan dengan atonia uteri, trauma jalan lahir
2. Perubahan fungsi urogenital berhubungan dengan adaptasi fisiologis post partum
3. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan diskontinuitas jaringan
4. Resiko tinggi infeksi jalan lahir berhubungan dengan adanya diskontinuitas jaringan
5. Defisit pengetahuan ibu tentang perawatan post partum berhubungan dengan kurangnya sumber informasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar