Rabu, 25 Februari 2009

lanjutan faktor-faktor....................

BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 05 Juni sampai 09 Juni 2008. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan ibu tentang bermain anak usia prasekolah di Kelompok Bermain/TK. Tunas Winaya desa Panimbang tahun 2008.
Jumlah responden yang diteliti sebanyak 32 orang, yaitu ibu yang menyekolahkan anaknya di Kelompok Bermain/TK. Tunas Winaya desa Panimbang. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan terhadap 32 orang ibu yang menyekolahkan anaknya di Kelompok Bermain/TK. Tunas Winaya desa Panimbang, dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan ibu tentang bermain anak usia prasekolah. Indikator penilaian untuk tingkat pengetahuan ibu menggunakan kuesioner. Kuesioner berisi tentang pengetahuan ibu tentang bermain anak usia prasekolah dan dihitung menggunakan total skor dalam bentuk persen.
Hasil penelitian ini akan digambarkan terlebih dahulu hasil uji instrumen, kemudian dilanjutkan dengan analisa univariat dan analisa bivariat yang disajikan sebagai berikut :


5.1.1 Uji Instrumen
Sebelum dilakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan uji instrumen terhadap kuisioner yang telah disusun oleh peneliti. Uji instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan siap untuk mengukur yang hendak diukur dan instrumen tersebut bila digunakan berkali-kali akan menghasilkan data atau hasil yang sama (Sugiyono, 2006). Uji yang dilakukan meliputi uji validitas dan realibilitas.
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada tanggal 22-23 Mei 2008 di Kelompok Bermain (KOBER) An-Nur Pandeglang dengan mengikutsertakan 16 responden, karena menurut Notoatmodjo (2005), bahwa responden yang digunakan untuk uji coba sebaiknya harus memiliki ciri-ciri responden dari tempat dimana penelitian itu dilaksanakan. Uji validitas instrumen menggunakan sistem pengolahan data menggunakan teknik product moment. Hasil analisis untuk instrumen penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan ibu tentang bermain anak usia prasekolah di Kelompok Bermain/TK. Tunas Winaya desa Panimbang tahun 2008, ternyata pertanyaan 1, 2, 5, 6, 7, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19,20,21,22 diperoleh nilai r hasil lebih besar dari r tabel (0,497). Sehingga dapat disimpulkan bahwa 18 item pertanyaan dinyatakan valid, sedangkan pertanyaan 3, 4, 8 dan 9 diperoleh nilai r hasil lebih kecil dari r tabel. Dan berarti 4 pertanyaan tersebut disimpulkan tidak valid, karena menurut Hastono (2001), instrumen dikatakan valid jika r hitung > r tabel dan instrumen dikatakan tidak valid jika r hitung < r tabel. Kemudian 4 item pertanyaan yang tidak valid tidak digunakan atau dihilangkan. Hal tersebut sesuai dengan Notoatmodjo (2005), bahwa pertanyaan yang tidak bermakna harus diganti atau dihilangkan.
Hasil uji reliabilitas instrumen, didapatkan nilai r alpha sebesar 0.9152 pada instrumen pengetahuan ibu tentang bermain anak usia prasekolah. Kemudian nilai tersebut dibandingkan dengan nilai alpha hasil. Dari perbandingan nilai tersebut didapatkan nilai r alpha instrumen tersebut lebih besar dari nilai alpha hasil yang diambil dari alpha if item deleted, maka disimpulkan instrumen tersebut adalah reliabel. Kemudian pertanyaan-pertanyaan pada masing-masing instrumen tersebut sudah valid dan reliabel oleh peneliti digunakan untuk penelitian.
5.1.2 Analisa Univariat
Analisa Univariat ini disajikan dalam bentuk Distribusi frekuensi atau jumlah proporsi dan presentasi dan masing-masing kategori setiap variabel yang menjadi perhatian dalam penelitian ini. Hasil penelitian pada analisa univariat di sajikan sebagai berikut:
5.1.2.1 Gambaran Usia Ibu di Kelompok Bermain/TK Tunas Winaya Desa Panimbang tahun 2008
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Usia Ibu Di Kelompok Bermain/TK.Tunas Winaya
Desa Panimbang Tahun 2008

No Usia Frekuensi Presentase
1
2 ≤ 20 tahun
> 20 tahun 10
22 31.3%
68.7%
Jumlah 32 100%
Sumber : Penelitian tanggal 05-09 Juni 2008. di Kelompok Bermain/TK. Tunas Winaya
Desa Panimbang

Berdasarkan tabel 5.1 diperoleh hasil dari distribusi frekuensi usia ibu dapat dilihat bahwa, ibu yang berusia lebih dari 20 tahun sebanyak 22 orang (68.7%), sedangkan ibu yang berusia kurang dari 20 tahun sebanyak 10 orang (31.3%).
5.1.2.2 Gambaran Tingkat Pendidikan Ibu di Kelompok Bermain/TK Tunas Winaya Desa Panimbang tahun 2008
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Ibu Di Kelompok Bermain/TK.Tunas Winaya Desa Panimbang Tahun 2008

No Tingkat Pendidikan Frekuensi Presentase
1
2 Rendah (Tamat SMP Kebawah)
Tinggi (Tamat SMA Keatas) 18
14 56.3%
43.7%
Jumlah 32 100%
Sumber : Penelitian tanggal 05-09 Juni 2008. di Kelompok Bermain/TK. Tunas Winaya
Desa Panimbang

Berdasarkan tabel 5.2 hasil distribusi frekuensi dari tingkat pendidikan ibu diperoleh bahwa ibu yang berpendidikan tinggi atau Tamat SMA ke atas diperoleh sebanyak 14 orang (43.7%). Sedangkan ibu yang berpendidikan Rendah atau Tamat SMP ke bawah sebanyak 18 orang (56.3 %).
5.1.2.3 Gambaran Pekerjaan Ibu di Kelompok Bermain/TK Tunas Winaya Desa Panimbang tahun 2008
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu Di Kelompok Bermain/TK.Tunas Winaya
Desa Panimbang Tahun 2008

No Pekerjaan Frekuensi Presentase
1
2 Tidak Bekerja
Bekerja 16
16 50.0%
50.0%
Jumlah 32 100%
Sumber : Penelitian tanggal 05-09 Juni 2008. di Kelompok Bermain/TK. Tunas Winaya
Desa Panimbang
Berdasarkan tabel 5.3 hasil disrtibusi frekuensi Status Pekerjaan ibu diperoleh data bahwa ibu yang bekerja dengan ibu yang tidak bekerja sama rata yaitu sebesar 50.0% untuk ibu yang bekerja dan sebesar 50.0% untuk ibu yang tidak bekerja.
5.1.2.4 Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu di Kelompok Bermain/TK Tunas Winaya Desa Panimbang tahun 2008
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Di Kelompok Bermain/TK.Tunas Winaya
Desa Panimbang Tahun 2008

No Pengetahuan Ibu Frekuensi Presentase
1
2 Kurang
Baik 15
17 46.9
53.1
Jumlah 32 100%
Sumber : Penelitian tanggal 05-09 Juni 2008. di Kelompok Bermain/TK. Tunas Winaya
Desa Panimbang

Berdasarkan tabel 5.4 hasil distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu tentang bermain anak usia prasekolah di peroleh data bahwa ibu yang berpengetahuan baik sebanyak 17 orang (53.1%). Sedangkan ibu yang berpengetahuan kurang diperoleh sebanyak 15 orang (46.9%).
5.1.3 Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel bebas, yang terdiri dari usia ibu, tingkat pendidikan ibu, status pekerjaan ibu dengan variabel terikat yaitu tingkat pengetahuan ibu tentang bermain anak usia prasekolah. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square. Analisa bivariat pada penelitian ini disajikan sebagai berikut :

5.1.3.1. Hubungan Antara Usia Ibu Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang BermainAnak Usia Prasekolah Di Kelompok Bermain/TK. Tunas Winaya Desa Panimbang Tahun 2008
Dari hasil analisis bivariat antara usia ibu dengan tingkat pengetahuan ibu tentang bermain anak usia prasekolah di Kelompok Bermain/TK. Tunas Winaya desa Panimbang tahun 2008 diperoleh hasil yang disajikan dalam bentuk tabel 5.5 sebagai berikut :
Tabel 5.5
Hubungan Antara Usia Ibu Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Bermain Anak Usia Prasekolah di Kelompok Bermain/TK. Tunas Winaya Desa Panimbang
Tahun 2008

Usia Tingkat Pengetahuan Jumlah Nilai
p
Kurang Baik
≤ 20 tahun 8
( 80.0 % ) 2
( 20.0 % ) 10
( 100.0 % ) 0.021
> 20 tahun 7
( 31.8 % ) 15
( 68.2 % ) 22
( 100.0 % )
Jumlah 15
( 46.9 % ) 17
( 53.1 % ) 32
( 100 % )
Sumber : Penelitian tanggal 05-09 Juni 2008. di Kelompok Bermain/TK. Tunas Winaya
Desa Panimbang

Berdasarkan tabel 5.5 hubungan antara usia ibu dengan tingkat pengetahuan ibu tentang bermain anak usia prasekolah. Menunjukan bahwa ibu yang berusia ≤ 20 tahun pada hampir seluruh responden memiliki tingkat pengetahuan yang kurang tentang bermain anak usia prasekolah yaitu sebesar (80.0%), sedangkan ibu yang berusia > 20 tahun pada sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang bermain anak usia prasekolah yaitu sebesar (68.2%). Hasil uji statistik dengan tingkat kepercayaan 95% didapat nilai p = 0,021 (p < 0.05) yang berarti Ho ditolak. Sehingga secara statistik terdapat hubungan yang bermakna antara usia ibu dengan tingkat pengetahuan ibu tentang bermain anak usia prasekolah.
5.1.3.2. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Ibu Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Bermain Anak Usia Prasekolah Di Kelompok Bermain/TK. Tunas Winaya Desa Panimbang Tahun 2008
Dari hasil analisis bivariat antara tingkat pendidikan ibu dengan tingkat pengetahuan ibu tentang bermain anak usia prasekolah di Kelompok Bermain/TK. Tunas Winaya desa Panimbang tahun 2008. diperoleh hasil yang disajikan dalam bentuk tabel 5.6 sebagai berikut :
Tabel 5.6
Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Ibu Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Bermain Anak Usia Prasekolah di Kelompok Bermain/TK. Tunas Winaya Desa Panimbang Tahun 2008

Tingkat Pendidikan Tingkat Pengetahuan Jumlah Nilai
p
Kurang Baik
Rendah (Tamat SMP kebawah) 13
( 72.2 % ) 5
( 27.8 % ) 18
(100.0%) 0.004
Tinggi (Tamat SMA keatas) 2
( 14.3 % ) 12
( 85.7 % ) 14
(100.0%)
Jumlah 15
( 46.9 % ) 17
( 53.1 % ) 32
(100.0 %)
Sumber : Penelitian tanggal 05-09 Juni 2008. di Kelompok Bermain/TK. Tunas Winaya
Desa Panimbang

Berdasarkan tabel 5.6 hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan tingkat pengetahuan ibu tentang bermain anak usia prasekolah. Menunjukan bahwa ibu yang berpendidikan rendah (SMP ke bawah) sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang kurang tentang bermain anak usia prasekolah yaitu sebesar (72.2%), sedangkan ibu yang berpendidikan tinggi (SMA ke atas) pada sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang bermain anak usia prasekolah yaitu sebesar (85.7%). Hasil uji statistik dengan tingkat kepercayaan 95% didapat nilai p = 0,004 (p < 0.05) yang berarti Ho ditolak. Sehingga secara statistik terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan ibu dengan tingkat pengetahuan ibu tentang bermain anak usia prasekolah.
5.1.3.3. Hubungan Antara Status Pekerjaan Ibu Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Bermain Anak Usia Prasekolah Di Kelompok Bermain/TK. Tunas Winaya Desa Panimbang Tahun 2008
Dari hasil analisis bivariat antara status pekerjaan ibu dengan tingkat pengetahuan ibu tentang bermain anak usia prasekolah di Kelompok Bermain/TK. Tunas Winaya desa Panimbang tahun 2008. diperoleh hasil yang disajikan dalam bentuk tabel 5.7 sebagai berikut :
Tabel 5.7
Hubungan Antara Status Pekerjaan Ibu Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Bermain Anak Usia Prasekolah di Kelompok Bermain/TK. Tunas Winaya
Desa Panimbang Tahun 2008

Status Pekerjaan Tingkat Pengetahuan Jumlah Nilai
p
Kurang Baik
Tidak Bekerja 12
(75.0%) 4
(25.0%) 16
(50.0%) 0.005
Bekerja 3
(18.8%) 13
(81.2%) 16
(50.0%)
Jumlah 15
(46.9%) 17
(53.1%) 75
(100.0 %)
Sumber : Penelitian tanggal 05-09 Juni 2008. di Kelompok Bermain/TK. Tunas Winaya
Desa Panimbang

Berdasarkan tabel 5.7 hubungan antara status pekerjaan ibu dengan tingkat pengetahuan ibu tentang bermain anak usia prasekolah. Menunjukan bahwa ibu yang tidak bekerja memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang bermain anak usia prasekolah yaitu sebesar (75.0%), sedangkan ibu yang bekerja memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang bermain anak usia prasekolah yaitu sebesar (81.2%).
Hasil uji statistik dengan tingkat kepercayaan 95% didapat nilai p = 0,005 (p < 0.05) yang berarti Ho ditolak. Sehingga secara statistik terdapat hubungan yang signifikan antara status pekerjaan ibu dengan tingkat pengetahuan ibu tentang bermain anak usia prasekolah.

5.2 Pembahasan
Setelah peneliti mendapatkan data dari hasil penelitian serta melalui analisis univariat dan bivariat maka peneliti akan menjabarkan pembahasan yang mengacu pada tujuan dari penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan ibu tentang bermain anak usia prasekolah di Kelompok Bermain/TK. Tunas Winaya desa Panimbang tahun 2008, maka pembahasanya diuraikan sebagai berikut :
5.2.1 Gambaran Usia Ibu di Kelompok Bermain/TK Tunas Winaya Desa Panimbang tahun 2008
Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden berusia > 20 tahun yaitu sebanyak 68.7%, dan sebagian kecil berusia ≤ 20 tahun yaitu sebanyak 31.3%. Hal tersebut menunjukan bahwa rata-rata ibu berusia > 20 tahun. Menurut soelaiman (1993), usia mempunyai pengaruh yang besar dalam memahami sesuatu dan dalam mengambil keputusan. Dimana semakin cukup usia seseorang maka pemikirannya semakin matang. Oleh karena itu usia dapat diasumsikan mempunyai pengaruh besar terhadap tingkat pengetahuan ibu tentang bermain anak usia prasekolah.
5.2.2 Gambaran Pendidikan Ibu di Kelompok Bermain/TK Tunas Winaya Desa Panimbang tahun 2008
Berdasarkan hasil penelitian ibu yang berpendidikan rendah (tamatan SMP kebawah) yaitu sebanyak 56.3% sedangkan yang berpendidikan tinggi (SMA keatas) sebanyak 43.7%. Pada penelitian ini diperoleh ibu yang berpendidikan rendah lebih besar dibandingkan ibu yang berpendidikan tinggi. Pengetahuan dapat diperoleh diantaranya melalui pendidikan yang bersifat Formal akan tetapi dapat pula bersifat non formal, pendidikan yang sifatnya formal ditempuh melalui tingkat-tingkat pendidikan, mulai dari sekolah taman kanak-kanak hingga pendidikan di lembaga pendidikan tinggi, terjadi di ruang kelas dengan program yang pada umumnya bersifat ”Structured”.(Siagian, 1991). Dengan tingginya tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah menerima informasi sehingga akan semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Pendidikan dalam arti formal adalah suatu proses penyampaian bahan atau materi pendidikan oleh pendidik kepada sasaran pendidik (anak didik) guna mencapai perubahan perilaku. Pendidikan ibu yang tinggi akan mempengaruhi pengetahuan ibu tentang bermain anak usia prasekolah, karena ibu menerima informasi yang banyak tentang bermain anak usia prasekolah. Di pihak lain, pendidikan yang sifatnya non formal dapat terjadi dimana saja karena sifatnya yang ”unstructured”. Namun pengalihan pengetahuan dan ketrampilan dapat terjadi.
Pendidikan non formal dapat diperoleh melalui pengalaman, pelatihan maupun informasi dari media massa (cetak atau elektronik). Hal ini memungkinkan ibu yang berpendidikan rendah akan memiliki pengetahuan yang baik jika ibu banyak mendapatkan pengalaman, pelatihan dan informasi baik dari media massa maupun dari media cetak, sebagaimana yang dijelaskan oleh Notoatmodjo (2003), bahwa pengetahuan dapat pula diperoleh melalui pendidikan non formal, pengalaman, media massa dan elektronik.
5.2.3 Gambaran Status Pekerjaan Ibu di Kelompok Bermain/TK Tunas Winaya Desa Panimbang tahun 2008
Berdasarkan hasil penelitian, ibu yang tidak bekerja dan ibu yang bekerja sama rata yaitu sebanyak 50.0% bagi ibu yang tidak bekerja, dan 50.0% bagi ibu yang tidak bekerja. Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga (Markum, 1991 dalam Nursalam, 2001).
Seseorang yang bekerja akan banyak berinteraksi dengan lingkungan ditempat ia bekerja, yang salah satunya akan menghasilkan arus perkembangan informasi di dalamnya. Dengan banyaknya seseorang berinteraksi dimana ia bekerja maka akan banyak menerima pengetahuan atau pengalaman dari satu sama lain, khususnya pengetahuan tentang kegiatan bermain anak usia prasekolah. Lain halnya dengan ibu yang tidak bekerja cenderung terbatas dalam arus komunikasi dan interaksi dengan lingkungannya, sehingga transfer informasi akan kurang jika dibandingkan dengan bekerja.
5.2.4 Gambaran Pengetahuan Ibu di Kelompok Bermain/TK Tunas Winaya Desa Panimbang tahun 2008
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2003), sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia (2005), pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui atau kepandaian yang dimiliki seseorang melalui pendidikan atau pengalaman.
Hasil penelitian menunjukan lebih dari setengah dari seluruh responden memiliki pengetahuan yang baik tentang bermain anak usia prasekolah yaitu sebanyak 53.1%, sedangkan responden yang memiliki pengetahuan kurang tentang bermain sebanyak 46.9%.
Hasil tersebut menunjukan bahwa rata-rata ibu memiliki pengetahuan yang baik tentang bemain anak usia prasekolah. Menurut Notoatmodjo (2003), kondisi tahu akan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan melalui panca indera terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga, jika demikian keadaannya, maka tingginya tingkat pengetahuan ibu tentang bermain anak usia prasekolah sebagian besar dari mereka yang pernah mendapatkan informasi mengenai bermain anak usia prasekolah melalui berbagai sumber baik media maupun orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Bloom (1974) yang menyatakan bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan suatu bukti bahwa seseorang pernah mendapatkan informasi sebelumnya. Sedangkan bagi ibu yang memiliki pengetahuan kurang tentang bermain anak usia prasekolah disebabkan pendidikan ibu yang rendah serta informasi yang diperoleh ibu tentang bermain masih terbatas. Informasi merupakan sumber utama pengetahuan, maka ibu yang kurang mendapatkan informasi tentang bermain anak usia prasekolah akan memiliki pengetahuan yang kurang mengenai bermain anak usia prasekolah.
5.2.5 Hubungan Antara Usia Ibu Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Bermain Anak Usia Prasekolah Di Kelompok Bermain/TK. Tunas Winaya Desa Panimbang Tahun 2008
Usia adalah lama waktu hidup semenjak diadakan atau dilahirkan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005). Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat di lahirkan sampai saat berulang tahun (Elisabeth, 1995). Usia merupakan salah satu Variable dari model demografi yang di gunakan sebagai ukuran mutlak atau indikator psikologi yang berbeda (Notoatmodjo, 2003).
Hasil penelitian menunjukan ibu yang berusia > 20 tahun dari seluruh responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang bermain anak usia prasekolah yaitu sebesar 68.2%, dan ibu yang memiliki pengetahuan yang kurang tentang bermain anak usia prasekolah yaitu sebesar 31.8%. sedangkan ibu yang berusia ≤ 20 tahun yang memiliki pengetahuan yang kurang tentang bermain anak usia prasekolah yaitu sebesar 80.0%, dan ibu yang memiliki pengetahuan yang baik yaitu sebesar 20.0%. Hasil tersebut menunjukan terdapat perbedaan tingkat pengetahuan tentang bermain anak usia prasekolah di Kelompok Bermain/TK. Tunas Winaya desa Panimbang tahun 2008 antara ibu yang berusia ≤ 20 tahun dengan ibu yang berusia > 20 tahun.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan tingkat kepercayaan 95% dan alpha 0.05, didapatkan p = 0,021 berarti p ≤ α (0,05), yang berarti Ho ditolak. sehingga hal ini membuktikan ada hubungan yang bermakna antar usia ibu dengan tingkat pengetahuan tentang bermain anak usia prasekolah. Hubungan antara kedua variabel tersebut sangat memungkinkan, karena menurut pendapat soelaiman (1993), bahwa usia diatas 20 tahun dianggap optimal dalam memahami suatu objek sehingga dapat mengambil keputusan dibandingkan dengan usia di bawah 20 tahun. Karena usia di bawah 20 tahun cenderung dapat mendorong terjadinya kebimbangan dalam memahami dan mengambil keputusan. Dan dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada seseorang yang belum tinggi kedewasaannya hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya (Huclok, 1998 dalam Nursalam, 2001). Hal ini juga sependapat dengan penuturan Siagian (1993) dan Muchlas (1999) dalam Milawati (2006) yang menjelaskan bahwa semakin tinggi usia seseorang, semakin cenderung menunjukan kematangan, lebih mampu mengambil keputusan, semakin bijaksana, berpikir lebih rasional, mampu mengendalikan emosi dan lebih toleran terhadap pandangan orang lain serta produktivitas mengalami pengingkatan karena pengalaman.
Selain itu juga, pada saat seseorang berusia ≤ 20 tahun disamping faktor kedewasaanya yang masih bimbang dalam memahami dan mengambil keputusan, pada usia ini cenderung aktivitasnya diisi dengan banyak bermain, atau sebaliknya tinggal di rumah dan mengasingkan diri dari pergaulan, serta sibuk mencari identitas diri. Namun dalam penelitian ini masih ada dari sebagian kecil responden yang berusia ≤ 20 tahun akan tetapi berpengetahuan baik, hal ini di disebabkan karena informasi dan pengalaman yang di miliki oleh ibu tersebut lebih banyak dibandingkan yang lain, karena pengalaman turut membentuk perilaku seseorang serta menumbuhkan kehausan dalam ilmu pengetahuan yang akan menjadikan modal yang sangat berharga dalam kehidupan dikemudian hari (Siagian, 1991). Hal ini tidak menutup kemungkinan bagi ibu yang berusia ≤ 20 tahun namun memiliki pengalaman tentang kegiatan bermain anak usia prasekolah akan memiliki pengetahuan yang baik tentang bermain anak usia prasekolah.
5.2.6 Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Ibu Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Bermain Anak Usia Prasekolah Di Kelompok Bermain/TK. Tunas Winaya Desa Panimbang Tahun 2008
Pendidikan berarti bimbingan yang di berikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah suatu cita-cita tertentu (Suwarno, 1992 dalam Nursalam, 2001). Dan menurut Soetjiningsih (1995), Pendidikan Ibu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dalam tumbuh kembang anak. Pendidikan sebagai pimpinan yang diberikan secara sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat.
Hasil penelitian menunjukan ibu yang berpendidikan rendah (tamatan SMP kebawah) sebagian besar memiliki pengetahuan yang kurang tentang bermain anak usia prasekolah yaitu sebesar 72.2%, dan ibu yang berpendidikan rendah yang memiliki pengetahuan yang baik yaitu sebesar 27.8%. Sedangkan ibu yang berpendidikan tinggi (SMA keatas) sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik tentang bermain anak usia prasekolah yaitu sebesar 85.7%, dan ibu yang berpendidikan tinggi yang berpengatahuan kurang sebesar 14.3%. Hasil tersebut memperlihatkan adanya perbedaan tingkat pengetahuan tentang bermain anak usia prasekolah di Kelompok Bermain/TK. Tunas Winaya desa Panimbang tahun 2008 antara ibu yang berpendidikan rendah dengan ibu yang berpendidikan tinggi.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan tingkat kepercayaan 95% dan alpha 0.05, didapatkan p = 0,004 berarti p ≤ α (0,05), yang berarti Ho ditolak. sehingga hal ini membuktikan ada hubungan yang bermakna antar tingkat pendidikan ibu dengan tingkat pengetahuan tentang bermain anak usia prasekolah. Hubungan antara kedua variabel tersebut memungkinkan karena makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah untuk menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya, sedangkan pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan seseorang terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan (Kuncoroningrat,1997 dalam Nursalam, 2001)
Menurut Notoatmodjo (2003), pendidikan merupakan gudangnya ilmu, dengan kata lain pendidikan merupakan sarana untuk mendapatkan pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia yang diperoleh melalui pendidikan atau pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Jadi pendidikan dapat dikatakan bahwa pendidikan itu menuntun manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupannya untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi, misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.
Tingkat pengetahuan ibu tentang bermain anak usia prasekolah meliputi arti bermain, fungsi bermain, macam aktivitas bermain, kategori bermain serta alat-alat permainan yang dapat mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak usia prasekolah. Ibu yang berpendidikan rendah (SMP ke bawah) memiliki tingkat pengetahuan yang kurang dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan tinggi ( SMA keatas). Akan tetapi masih ada sebagian kecil dari ibu yaitu sebesar 14.3% yang berpendidikan tinggi namun tingkat pengetahuannya kurang, hal ini disebabkan karena bidang pendidikan yang digeluti oleh ibu tersebut kurang membahas atau bahkan tidak berhubungan sama sekali dengan topik bermain pada anak usia prasekolah. Sehingga informasi yang diperoleh oleh ibu tentang bermain anak usia prasekolah pun masih kurang. Dan masih ada pula sebagian kecil dari ibu yang berpendidikan rendah namun tingkat pengetahuannya baik yaitu sebesar 27.8%, hal ini disebabkan pula karena ibu tersebut banyak menerima pengetahuan dari pendidikan non formal, pengalaman, media massa (cetak maupun elektronik), sehingga dapat menambah wawasan atau pengetahuan tentang bermain anak usia prasekolah.
5.2.7 Hubungan Antara Pekerjaan Ibu Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Bermain Anak Usia Prasekolah Di Kelompok Bermain/TK. Tunas Winaya Desa Panimbang Tahun 2008
Pekerjaan adalah barang apa yang dilakukan, diperbuat/dikerjakan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1996). Bekerja umumnya merupakan kegiatan keluarga (Markum dalam Nursalam, 2001). Seseorang yang bekerja akan berinteraksi dengan lingkungan ditempatnya ia bekerja, yang salah satunya akan menghasilkan arus perkembangan informasi di dalamnya.
Hasil penelitian menunjukan bahwa ibu yang tidak bekerja yang memiliki tingkat pengetahuan yang kurang tentang bermain anak usia prasekolah yaitu sebesar 75.0%, dan ibu yang tidak bekerja yang berpengetahuan baik yaitu sebesar 25.0%. Sedangkan ibu yang bekerja sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang bermain anak usia prasekolah yaitu sebesar 81.2%, dan ibu yang bekerja yang berpengetahuan kurang yaitu sebesar 18.8%. Hasil tersebut memperlihatkan adanya perbedaan antara ibu yang bekerja dengan ibu yang tidak bekerja di Kelompok Bermain/TK. Tunas Winaya desa Panimbang tahun 2008.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan tingkat kepercayaan 95% dan alpha 0.05 didapatkan p = 0,005 berarti p ≤ α (0,05) yang berarti Ho ditolak, sehingga secara statistik ada hubungan yang bermakna antara status pekerjaan ibu dengan tingkat pengetahuan ibu tentang bermain anak usia prasekolah. Hubungan kedua variabel tersebut sangat memungkinkan karena bagi ibu yang bekerja akan banyak mendapatkan informasi dari luar dengan cara berinteraksi dengan orang lain maupun melalui media massa (cetak maupun elektronik), sehingga informasi tersebut sangat bermanfaat serta dapat menambah pengetahuan ibu tentang bermain anak usia prasekolah. Bekerja pada ibu juga dapat berpengaruh terhadap kehidupan keluarga.
Ibu yang bekerja akan menerima informasi lebih cepat dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja. Pada hasil penelitian, ternyata masih ada ibu yang bekerja yang memiliki tingkat pengetahuan yang kurang tentang bermain anak usia prasekolah yaitu pada sebagian kecil responden yaitu sebesar 18.8%. hal ini terjadi karena faktor pekerjaan yang terlalu padat dan terlalu sibuk memikirkan bagaimana mencari nafkah sebagaimana yang diungkapkan oleh Erick (1996) dalam Nursalam (2001) bahwa pekerjaan adalah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. Terlalu sibuknya ibu dalam bekerja sehingga kurang memikirkan tentang pentingnya peran ibu dalam rumah tangga, sehingga informasi yang didapat tentang bermain anak usia prasekolah berkurang dan pada akhirnya tingkat pengetahuan ibu kurang tentang bermain anak usia prasekolah. Namun masih ada pula dari sebagian kecil ibu yang tidak bekerja akan tetapi berpengetahuan baik yaitu sebesar 25.0%, hal ini disebabkan karena banyaknya waktu luang yang dimiliki kemudian digunakan untuk mencari-cari informasi yang dapat menambah pengetahuan tentang bermain anak usia prasekolah.

5.3 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini tidak terlepas dari segi kelemahan maupun kelebihan, peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangannya, untuk itu selama proses penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan, antara lain :
5.3.1 Pada hakikatnya banyak faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu tentang bermain anak usia prasekolah. Namun pada penelitian ini penulis membatasi pada tiga faktor yaitu usia, tingkat pendidikan dan status pekerjaan.
5.3.2 Hari pembagian pengisian angket kuesioner yang kurang tepat waktu pelaksanaanya, sehingga ada beberapa ibu yang datang terlambat dan tidak dapat mengantarkan anaknya ke Kelompok Bermain/TK. Tunas Winaya desa Panimbang.
5.3.3 Untuk ibu yang tidak mengantarkan anaknya ke Kelompok Bermain/TK. Tunas Winaya, maka peneliti mendatangi dari rumah ke rumah untuk memberikan angket/kuisioner tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar